Bullying: Penghancur Mental Siswa


Karya: Asira Akhtar K



      Kasus Bullying atau perundungan yang baru-baru saja terjadi di salah satu 

sekolah swasta di Jakarta, mengingatkan kembali kepada kita bahwa siapapun bisa menjadi pelaku maupun korban bullying. Dari kasus ini, sekolah sangat berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Tidak hanya di dalam lingkungan sekolah, tetapi juga di lingkungan sekitar sekolah. Sekolah seharusnya bisa mencegah aksi bullying dengan beberapa cara salah satunya dengan menciptakan lingkungan pergaulan yang kondusif dan membuat serta memberlakukan peraturan secara tegas kepada seluruh siswa tanpa terkecuali. Sebagai contoh, sekolah dapat memberlakukan peraturan yang melarang siswanya untuk membentuk sebuah geng atau kelompok teman sebaya. Hal ini bisa menjadi salah satu bentuk antisipasi terjadinya bullying. Berdasarkan salah satu jurnal keperawatan Universitas Andalas didapatkan, bahwa faktor terjadinya bullying akibat teman sebaya mencapai angka 77,2%. Data ini menunjukkan bahwa teman sebaya bisa memberikan pengaruh yang besar terhadap suatu individu.



    Selain melarang pembentukan geng atau kelompok teman sebaya, sekolah juga dapat menyediakan ekstrakurikuler yang beragam untuk menyalurkan bakat dan minat serta menjadi sarana panggung untuk siswa. Devie Rahmawati, seorang sosiolog Universitas Indonesia mengungkapkan bahwa ketika siswa tidak mempunyai panggung untuk menampilkan diri mereka, jalanan dan kekerasan adalah jalan mereka untuk mempunyai perhatian, panggung, dan pujian. Setidaknya, mereka akan mendapatkan perhatian dari orang-orang disekelilingnya.


 

   




 Jika aksi bullying sudah terjadi di sekolah, apa yang harus dilakukan oleh sekolah dan guru?  


Hal pertama dan hal yang paling sederhana yang bisa dilakukan oleh sekolah dan guru saat adanya aksi bullying adalah menanggapi kasus tersebut dengan serius. Setelah itu, guru dan sekolah harus mengapresiasi korban yang telah berani melapor dan menceritakan aksi bullying yang menimpanya. Menceritakan hal traumatis seperti bullying kepada orang lain merupakan hal yang cukup berat bagi korban. Langkah berikutnya, guru juga harus mendengarkan cerita dari setiap orang yang terlibat dalam kasus tersebut. Setelah itu, guru dan sekolah dapat memberikan sanksi kepada pelaku bullying dan menyuruh pelaku untuk meminta maaf kepada korban. Guru, sekolah, serta orang tua korban juga perlu untuk memberikan pendampingan kepada korban agar korban bisa mengurangi rasa traumanya. 



Dampak dan akibat dari bullying 


Banyak sekali dampak dari bullying, berikut adalah dampak bullying menurut Iswan saputro yang di lansir dari klik dokter. Dampak pertama yakni rentan merasakan emosi, korban berpotensi merasakan emosi seperti takut, marah, dan sedih. Lalu dampak yang kedua korban dapat mengalami kesulitan konsentrasi, hal ini dapat menghambat proses pembelajaran siswa. Dampak selanjutnya adalah memicu terjadinya gangguan mental, hal ini juga bisa membuat korban berpikir untuk melakukan tindakan ekstrem yakni bunuh diri. 


Tidak ada pembenaran untuk segala aksi bullying. Kita sebagai siswa kita harus bisa mencegah bullying terjadi dengan menggandeng guru serta sekolah. Sebagai siswa kita sebisa mungkin untuk mengfilter lingkaran pertemanan kita agar kita tidak terpengaruh pengaruh negative yang di bawa oleh teman kita. Sedangkan guru dan sekolah sebagai pemegang kendali dan pembuat aturan dapat membuat aturan sekolah yang tegas.





Sumber:

https://www.bbc.com/indonesia/articles/czkdgve3840o

https://www.bbc.com/indonesia/articles/c4njy81z0dno 

https://kumparan.com/ratufadiazhra/peran-sekolah-dalam-pencegahan-bullying-dan-perlindungan-siswa-21IjuWXTwJ1/full 

https://www.unicef.org/indonesia/id/child-protection/tips-untuk-guru-mengatasi-bullying 

https://ners.fkep.unand.ac.id/index.php/ners/article/viewFile/224/177#:~:text=Bullying%20adalah%20perilaku%20agresif%20anak,teman%20sebaya%20dan%20iklim%20sekolah. 

https://www.klikdokter.com/psikologi/kesehatan-mental/dampak-bullying-korban-dan-pelaku 


Post a Comment

0 Comments